Fernando Martinez Pertahankan Gelar dan Rekor Sempurna Usai Knockdown atas Kazuto Ioka

https://teamromany.com/ TOKYO – Fernando Martinez sekali lagi membuktikan keunggulannya di ring tinju internasional dengan mengalahkan Kazuto Ioka. Kemenangan ini tidak hanya mempertahankan gelarnya tetapi juga memperpanjang rekor tak terkalahkannya menjadi 18-0. Martinez kembali melakukan perjalanan ke luar negeri untuk menundukkan petinju tuan rumah, Kazuto Ioka.

Martinez Ungguli Ioka dalam Duel Ulang yang Sengit

Fernando Martinez berhasil memupus ambisi Kazuto Ioka dalam pertarungan ulang yang berakhir dengan kemenangan angka mutlak. Tiga juri memberikan skor 114-113, 115-112 (meskipun diumumkan di atas ring 114-112), dan 117-110 untuk Martinez dari Argentina. Dengan hasil ini, Martinez sukses mempertahankan sabuk juara dunia kelas bantam junior WBA dalam laga utama yang disiarkan langsung oleh ABEMA-TV/ESPN Knockout pada hari Minggu.

Pertandingan lanjutan ini digelar di Ota-City General Gymnasium, Tokyo. Tempat ini merupakan salah satu arena favorit Ioka, di mana ia telah bertarung untuk kesembilan kalinya dalam 10 laga terakhirnya. Lokasinya pun tak jauh dari tempat pertemuan pertama mereka yang mendebarkan, yang dimenangkan oleh Martinez, dengan rekor 18-0 (9 KO), melalui keputusan angka mutlak pada 7 Juli lalu di Ryogoku Kokugikan, Tokyo. Duel kedua ini awalnya dijadwalkan pada Malam Tahun Baru, namun Martinez jatuh sakit dan terpaksa mundur beberapa jam sebelum timbang badan. Kedua petinju ini belum pernah naik ring lagi sejak pertemuan pertama mereka, namun penantian selama lima bulan untuk pertarungan ulang ini terbukti sangat layak dari segi aksi.

Strategi dan Jalannya Pertandingan

Dalam laga pertama, Martinez mengandalkan volume pukulan dan kekuatan untuk mengungguli Ioka, 36-4-1 (16 KO) – petinju kelahiran Osaka yang kini menetap di Tokyo. Ia mengadopsi pendekatan serupa di paruh pertama laga ulang ini. Sementara itu, Ioka bertumpu pada pukulan ke arah tubuh dan akurasi yang tepat, strategi yang sama yang membuatnya kehilangan gelar WBA di pertemuan pertama. Meskipun demikian, gaya ini merupakan ciri khas mantan juara dunia empat divisi tersebut, yang meraih kesuksesan di ronde pembuka dan sepanjang laga. Pendekatan yang konsisten ini sangat masuk akal bagi Ioka, seorang calon anggota Hall of Fame berusia 36 tahun yang tiga tahun lebih tua dari Martinez.

Martinez tampak lebih unggul dalam sebagian besar ronde kedua dan mengakhiri ronde tersebut dengan pergerakan lateral yang efektif untuk mengganggu ritme lawannya. Kedua petinju menampilkan pertarungan yang sangat kompetitif di ronde ketiga yang berlangsung cepat. Ioka terus membidik tubuh Martinez dan mencari celah di bagian atas untuk melancarkan hook kirinya. Martinez terus menyerang ke depan, namun sempat terhenti oleh pukulan kanan yang terlambat. Ioka menutup ronde ini dengan kuat, meskipun Martinez sempat melepaskan pukulan kanan sesaat sebelum bel berbunyi.

Ronde-ronde pertengahan berjalan cukup seimbang, di mana para juri harus memilih antara agresi Martinez dan efisiensi pukulan Ioka. Situasi berubah signifikan di ronde keenam, yang menyajikan aksi keras dua arah. Ioka beberapa kali berhasil mendaratkan kombinasi pukulan kanan-hook kiri, yang tampaknya mengubah jalannya pertarungan yang sempat terlihat imbang. Martinez terus melontarkan hook kiri dan pukulan kanan dengan gigih, namun ia mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan, terutama terlihat di ronde ketujuh dan kedelapan – yang jelas dimenangkan oleh Ioka, yang untuk pertama kalinya mampu mengungguli lawannya yang lebih muda.

Knockdown dan Akhir Pertandingan

Aksi saling serang berlanjut di ronde kesembilan, di mana Martinez tampak sedikit menghemat energi untuk mencari peluang finishing. Sang juara bertahan terus maju dan menyerang Ioka, yang telah mengantisipasi taktik tersebut. Perubahan momentum besar terjadi di pertengahan ronde ke-10. Ioka berhasil mendaratkan hook kiri telak ke dagu Martinez yang terbuka, membuatnya kehilangan keseimbangan. Pukulan kanan dan hook kiri lainnya memaksa Martinez mundur dan akhirnya terjatuh ke kanvas, menjadi satu-satunya knockdown dalam 24 ronde aksi luar biasa antara keduanya.

Meskipun demikian, Martinez berhasil bangkit dan menemukan kembali pukulan kerasnya di saat yang tepat. Ioka tampak sangat percaya diri di ronde tersebut, namun sekali lagi ia harus menerima kekalahan di mata para juri. Knockdown dan akurasi yang lebih baik pun tidak cukup untuk mewujudkan ambisinya meraih gelar ketujuh di empat divisi berbeda. Martinez berhasil mempertahankan sabuk WBA yang direbutnya dari Ioka dalam laga unifikasi mereka pada musim panas lalu. Keputusannya untuk kembali menghadapi Ioka membuatnya harus melepaskan sabuk IBF yang dipegangnya sejak Februari 2022 hingga Oktober lalu, karena ia mengundurkan diri sebagai pengganti dari kewajiban mempertahankan gelar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *