driver ojol di medan menggunakan pola mahjong ways terbaru

inspirasi terbaru di bagikan seorang arsitektur pola mahjong ways

mahasiswi hukum berhasil menggapai cita citanya lewat mahjong

mudah maxwin lewat mahjong ways berkat teknik spin orangtua

mulyono debt collector mencoba mahjong ways penghasilan sampingan

profesi tukang reparasi bukan halangan untuk maxwin di mahjong ways

rayap besi main mahjong ways sambil gergaji tiang listrik

seniman jalanan kembali menginspirasi masyarakat berkat menang mahjong ways

seorang buruh harian menciptakan metode kemenangan mahjong ways

seorang fotografer sukses memotret kesuksesannya lewat mahjong wins

tanpa keahlian khusus mas bacod menang mahjong ways 23 juta

anak kemarin sore ini menang berkali kali mahjong ways 2

hanya bermodal nekat biduk berhasil membeli motor hasil menang mahjong

freelancer it tak sangka berhasil menang 17 juta mahjong ways

sopir tuk tuk ini berhasil dapat scatter beruntun dari mahjong

https://ftk.uinbanten.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2025/01/berita/modal-tipis-dosen-ftk-uin-banten-bocorkan-strategi-main-aman-di-power-of-thor-megaways.html

https://ftk.uinbanten.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2025/01/berita/cerita-mahasiswa-uin-banten-dapat-3-juta-dari-sweet-bonanza-modal-cuma-20k.html

https://ojs.elte.hu/public/berita/tips-buy-feature-paling-untung-di-gates-of-olympus.html

https://ojs.elte.hu/public/berita/kisah-pemain-menang-4-juta-di-sweet-bonanza.html

https://ojs.elte.hu/public/berita/cara-masuk-free-spin-lebih-cepat-di-mahjong-ways-2.html

https://ojs.elte.hu/public/berita/publikasi-dari-ojseltehu-jam-gacor-hari-ini-di-starlight-princess.html

https://ojs.elte.hu/public/berita/cerita-kemenangan-konsisten-di-koi-gate.html

Penjual Gorengan Jadi Pengusaha Kafe Berkat Mahjong Ways

Petani Sukses Menyekolahkan Anaknya Karena Menang Mahjong Ways

Tukang Bubur Bisa Naik Haji Karena Menang Maxwin di Mahjong Ways

Sukses Renovasi Rumah Berkat Kemenangan Di Mahjong Ways Kesaksian Kemenangan Tukang Bakso

Tak Ada Dualisme Organisasi Tinju Amatir Indonesia, Yang Diakui Internasional Hanya perbati - Berita Tinju Hari Ini

Pendahuluan: Polemik Organisasi Tinju Amatir di Indonesia

Di dunia olahraga, konsistensi organisasi, pengakuan internasional, dan hubungan antar lembaga sangat krusial untuk membina prestasi atlet. Belakangan, cabang olahraga tinju amatir Indonesia menjadi sorotan karena muncul isu dualisme organisasi — keberadaan dua lembaga yang sama-sama mengklaim menjadi induk tinju amatir di Indonesia.

Namun, menurut Komite Olimpiade Indonesia (KOI), hanya satu organisasi yang diakui secara internasional dalam tinju amatir Indonesia, yaitu Pengurus Besar Tinju Indonesia (Perbati). Pernyataan ini dibuat untuk menegaskan bahwa meski organisasi lain mungkin eksis secara lokal, dalam tatanan olahraga prestasi global, hanya satu badan yang memiliki legitimasi untuk berafiliasi dengan federasi tinju di tingkat dunia.

Artikel ini akan mengurai latar belakang dualisme tinju di Indonesia, posisi Perbati, pandangan lembaga-lembaga terkait, tantangan yang dihadapi, serta prospek ke depan.


Sejarah & Latar Belakang Konflik Organisasi Tinju

Perbati: Organisasi Resmi Tinju Amatir Nasional

Perbati adalah organisasi yang mengklaim sebagai induk tinju amatir Indonesia yang terafiliasi dengan federasi internasional tinju. Pada tahun 2025, pengurus baru Perbati periode 2025–2029 dilantik, dengan Ray Zulham Farras Nugraha sebagai Ketua Umum.

Dalam Rakernas Perbati di Bali (Oktober 2025), Perbati menegaskan komitmen untuk memperkuat ekosistem pembinaan tinju nasional, mulai dari level daerah hingga internasional.

Perbati sudah memiliki pengakuan dari federasi internasional yang relevan di cabang tinju amatir melalui struktur pengakuan berjenjang: World Boxing → Asian Boxing → Perbati. Dengan pengakuan ini, hanya Perbati yang dianggap resmi dalam tatanan olahraga dunia. KOI pun mengakui Perbati sebagai anggota resmi dalam struktur olahraga prestasi nasional.

Karena itu, setiap lembaga lain yang mengklaim posisi induk tinju amatir harus memperoleh pengakuan dari federasi internasional agar bisa dianggap sah.

Pertina & Keinginan Konsolidasi

Di sisi lain, ada organisasi bernama Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina). KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) menyebut bahwa pengelolaan tinju di Indonesia selama ini diwarnai dualisme kepengurusan, karena KONI sendiri mengakui Pertina sebagai anggota untuk cabang tinju.

Sekretaris Jenderal KONI, Tubagus Ade Lukman Jayadi, menyatakan bahwa ia berharap Pertina dan Perbati bisa bersatu dalam membina olahraga tinju agar tidak terjadi fragmentasi kepengurusan.

Sementara itu, pihak Pertina meminta agar Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir ikut turun tangan menyelesaikan polemik keberadaan organisasi tinju ini.

Namun, KOI menegaskan bahwa dari aspek pengakuan internasional, hanya Perbati yang memiliki afiliasi sah dengan badan tinju dunia.


Argumen: “Tidak Ada Dualisme” — Perspektif KOI & Perbati

Menurut Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari, prinsip pengakuan organisasi olahraga prestasi internasional mensyaratkan bahwa sebuah federasi nasional harus diakui oleh federasi dunia di cabang tersebut. Dalam kasus tinju amatir, federasi internasional yang diakui IOC adalah World Boxing (WB). WB mengakui Asian Boxing untuk kawasan Asia. Selanjutnya, Asian Boxing mengakui Perbati sebagai organisasi resmi tinju amatir di Indonesia.

Okto menegaskan: “Berkumpul dan berserikat adalah hak tiap warga negara, termasuk mendirikan organisasi olahraga. Namun, untuk menjadi bagian dari sistem olahraga dunia di bawah IOC, organisasi harus diakui oleh federasi internasional resmi.”

Dengan pola pengakuan tersebut, Perbati menjadi satu-satunya badan yang dapat mengirim atlet ke ajang internasional tinju amatir di bawah naungan IOC atau federasi tinju dunia. OKI tidak mengakui organisasi lain dalam aspek prestasi tinggi.

Dengan demikian, pernyataan bahwa “tidak ada dualisme organisasi tinju amatir di Indonesia yang diakui internasional” mengacu pada fakta bahwa pada ranah olahraga prestasi global, hanya satu organisasi yang memiliki afiliasi sah.


Kontradiksi & Tantangan: Realitas Di Lapangan

Meskipun KOI dan Perbati menegaskan tidak ada dualisme dari sisi pengakuan internasional, kenyataannya di internal olahraga Indonesia masih terdapat konflik dan tumpang tindih:

  1. Pengakuan KONI terhadap Pertina
    KONI mengakui Pertina sebagai federasi tinju nasional dalam struktur olahraga Indonesia. Hal ini menciptakan ketidaksesuaian antara pengakuan dari KONI (lembaga olahraga nasional) dan pengakuan dari lembaga internasional (federasi dunia tinju).

    Sekjen KONI, Ade Lukman, menyebut bahwa dari sisi KONI, Pertina adalah federasi tinju yang sah secara nasional. Namun ia juga mengakui bahwa secara internasional Perbati yang memiliki afiliasi resmi.

  2. Basis dan Jejak Organisasi di Daerah
    Pihak Pertina memiliki struktur pengurus dan jaringan di tingkat provinsi/kabupaten, atlet, pelatih, dan peran aktif di grassroot. Ada kekhawatiran bahwa jika organisasi yang diakui secara internasional (Perbati) tidak memiliki struktur yang kuat di daerah, hal ini bisa mempengaruhi pembinaan atlet lokal.

    KONI juga menyebut bahwa Perbati belum memiliki basis atlet dan pengurus di daerah sekuat Pertina, sehingga penggabungan atau rekonsiliasi organisasi dibutuhkan agar tidak ada organisasi keras yang kosong di wilayah lokal.

  3. Kepentingan Politik & Ego Sektoral
    Konflik antar organisasi olahraga seringkali dipengaruhi oleh kepentingan politik lokal dan nasional. Kelompok atau individu dengan pengaruh di daerah mungkin ingin mempertahankan kewenangan atau posisi strategis dalam kepengurusan tinju.

  4. Dampak pada Atlet & Kejuaraan
    Atlet bisa menjadi korban konflik organisasi — bingung ke mana berafiliasi, akibatnya hak untuk berpartisipasi di kompetisi internasional bisa dihambat jika mereka berada di organisasi yang tidak diakui. Misalnya, jika atlet anggota Pertina tapi organisasi ini tidak diakui di ranah dunia, atlet mungkin tidak dapat dikirim ke kejuaraan internasional atau Olimpiade.

  5. Ketidakseragaman Kebijakan
    Perbedaan regulasi, pembinaan, kompetisi, dan standar antarfederasi dapat menimbulkan ketidakpastian. Atlet di daerah yang berada di bawah organisasi yang tidak diakui internasional mungkin memiliki akses fasilitas, dana, atau keikutsertaan yang lebih rendah.

  6. Validitas Pengakuan Internasional
    Pengakuan federasi internasional bukanlah sekadar tanda tangan — butuh kepatuhan terhadap regulasi internasional, standar anti-doping, transparansi organisasi, manajemen kompetisi, dan hubungan antarnegara. Jika organisasi lokal tidak mampu menjalankan fungsi-fungsi ini, pengakuan bisa dicabut atau dipersulit.


Dampak dari Konflik Organisasi Tinju

Konflik dualisme organisasi tinju amatir Indonesia membawa sejumlah konsekuensi:

  • Ketidakpastian bagi atlet dan pelatih: mereka harus memilih organisasi mana yang mendukung karier, dan bisa kehilangan kesempatan jika salah memilih.

  • Fragmentasi sumber daya: pendanaan, fasilitas, pelatihan bisa tersebar tipis antara dua organisasi, sehingga tidak optimal digunakan.

  • Turunnya reputasi tinju nasional: konflik internal dapat mengurangi kepercayaan pihak eksternal (pemerintah, sponsor, federasi internasional) terhadap tata kelola tinju Indonesia.

  • Hambatan diplomatik & federasi internasional: federasi dunia mungkin enggan bekerja sama atau hanya bekerja dengan satu organisasi, menyulitkan organisasi lain untuk berafiliasi.

  • Risiko konflik berkelanjutan: jika tidak diselesaikan, konflik institusional bisa menghambat kemajuan tinju Indonesia jangka panjang.


Upaya Konsolidasi & Solusi

Beberapa pihak telah menyuarakan upaya untuk menyelesaikan konflik ini:

  1. Rekomendasi KONI agar Pertina & Perbati bersatu
    Sekjen KONI menyatakan keinginan agar kedua organisasi menyatu dan bersama-sama membina cabang tinju demi kepentingan atlet dan olahraga Indonesia.

  2. Intervensi Pemerintah / Menpora
    Pertina meminta Menpora Erick Thohir untuk turun tangan menyelesaikan polemik tersebut, terutama setelah pihaknya tidak lagi diakui oleh KOI.
    Pemerintah sudah mengambil langkah untuk mencabut Permenpora No. 14 Tahun 2024 terkait standar tata kelola organisasi olahraga prestasi, sebagai bagian dari evaluasi kebijakan olahraga nasional.

  3. Penguatan Tata Kelola & Profesionalisme Perbati
    Perbati menegaskan komitmen untuk membangun ekosistem pembinaan tinju nasional yang berkelanjutan, memperkuat peranan pelatih, pembibitan atlet di daerah, dan kolaborasi internasional. 
    Dalam Rakernas Perbati, perhatian diberikan pada sinergi, pembinaan, dan produksi kebijakan yang mendukung prestasi.

    4. Dialog & Rekonsiliasi Organisasi

    Dialog terbuka antara Perbati dan Pertina dibutuhkan untuk merumuskan mekanisme konsolidasi — apakah melalui merger, integrasi struktur, atau penyatuan visi pembinaan tinju.
    Federasi internasional juga dapat dilibatkan sebagai mediator untuk memastikan bahwa organisasi nasional sesuai dengan standar dan pengakuan global.

  4. Keterlibatan Atlet & Stakeholder Grassroot
    Atlet, klub lokal, pelatih, dan masyarakat olahraga tinju perlu dilibatkan suara mereka agar organisasi yang terpilih benar-benar mewakili kepentingan fungsional di lapangan.
    Transparansi dan akuntabilitas penting agar proses rekonsiliasi tidak menimbulkan kecurigaan bahwa organisasi dipaksakan dari atas.


Mengapa Harus Hanya Satu Organisasi untuk Tinju Amatir?

Beberapa alasan mengapa dalam olahraga prestasi internasional tiap cabang biasanya diatur oleh satu federasi nasional:

  • Kepatuhan terhadap sistem olahraga dunia
    Federasi Internasional (seperti World Boxing) ingin bekerja dengan satu entitas nasional untuk memudahkan koordinasi, standar, kompetisi, dan kepatuhan regulasi.

  • Standardisasi regulasi & kompetisi
    Jika ada lebih dari satu organisasi, aturan kompetisi, regulasi nasional, pelatihan, standar wasit, dan aturan teknis bisa berbeda antar organisasi — menyulitkan integrasi di tinju internasional.

  • Efisiensi sumber daya & investasi
    Dengan satu federasi, dana, fasilitas, pelatihan, dan kejuaraan bisa dikelola secara terpusat agar lebih optimal.

  • Representasi tunggal di ajang internasional
    IOC, federasi dunia, dan ajang multievent menerima hanya satu perwakilan nasional per cabang olahraga. Bila terdapat lebih dari satu badan yang mengklaim, hanya organisasi yang diakui secara internasional yang dapat mengirim atlet.

  • Kepastian bagi atlet & pelatih
    Jika hanya satu organisasi yang memiliki legitimasi internasional, atlet dan pelatih dapat fokus pada pembinaan dan kompetisi tanpa was-was organisasi mana yang “benar”.


Prospek & Langkah Ke Depan

  1. Penyelesaian institusional segera
    Agar atlet tidak menjadi korban konflik, penyelesaian organisasi tinju harus dilakukan dalam waktu dekat agar ada kepastian struktur pembinaan.

  2. Merger atau integrasi
    Pertina dan Perbati perlu duduk bersama untuk merumuskan jalan penyatuan. Jika memungkinkan, satu struktur organisasi tinju nasional yang diakui oleh federasi dunia, dengan representasi daerah yang memadai.

  3. Penyesuaian regulasi olahraga nasional
    Pemerintah dan Kemenpora perlu meninjau regulasi pengakuan organisasi olahraga untuk menghindari konflik semacam ini di masa depan.

  4. Pemenuhan standar internasional
    Organisasi tinju nasional yang sah harus memastikan kepatuhan terhadap standar anti doping, regulasi kompetisi, transparansi finansial, manajemen atlet, dan hubungan internasional.

  5. Pendalaman di daerah
    Federasi nasional harus memperkuat struktur organisasi di provinsi, kabupaten, dan kota agar pembinaan atlet di grassroots merata dan solid.

  6. Pengawasan & akuntabilitas
    Organisasi yang sah harus dibuka akses akuntabilitas kepada publik dan stakeholder agar kecurigaan konflik kepentingan dapat diminimalkan.


Kesimpulan

Meskipun di permukaan terdapat dualisme organisasi tinju amatir di Indonesia — yaitu eksistensi Pertina dan Perbati — dari perspektif pengakuan internasional hanya Perbati yang memiliki legitimasi sebagai induk organisasi tinju amatir nasional untuk ajang olahraga prestasi. KOI secara tegas menyatakan tidak ada dualisme dalam konteks pengakuan internasional olahraga.

Konflik ini tetap nyata dalam ranah nasional karena KONI mengakui Pertina, organisasi lokal yang memiliki basis di daerah dan akar rumput.

Agar tinju Indonesia bisa maju dan atlet tidak dirugikan, dibutuhkan upaya konsolidasi, rekonsiliasi organisasi, intervensi regulasi, dan komitmen semua pihak agar hanya satu badan dengan legitimasi internasional berperan. Hanya dengan struktur tunggal yang sah dan berfungsi optimal maka pembinaan, prestasi, dan kepercayaan dalam dunia tinju Indonesia dapat pulih dan berkembang ke level global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *