Trilogi Beterbiev vs Bivol: Pertarungan Pembalasan Dendam dan Pembuktian

https://teamromany.com/ Trilogi antara Artur Beterbiev dan Dmitry Bivol, sebuah pertarungan tinju yang sarat akan pembalasan dendam sekaligus upaya membungkam keraguan, diperkirakan akan terselenggara pada Oktober atau November 2025. Promotor tinju ternama, Eddie Hearn, mengumumkan bahwa pertandingan ketiga antara juara kelas berat ringan IBF, WBA, dan WBO, Dmitry Bivol, dan Artur Beterbiev, direncanakan berlangsung pada periode tersebut.

Pemulihan Bivol dan Optimisme Hearn

Eddie Hearn mengungkapkan bahwa Dmitry Bivol (24-1, 12 KO) telah pulih dari cedera ringan yang dialaminya saat meraih kemenangan atas Artur Beterbiev (21-1, 20 KO) dalam laga ulang mereka pada 22 Februari lalu. Hearn juga menyatakan telah berdiskusi dengan Turki Alalshikh mengenai pertarungan trilogi ini, dan ia memiliki keyakinan bahwa Bivol akan menunjukkan performa yang lebih baik di pertemuan ketiga melawan Beterbiev.

“Ya, saya yakin bulan Oktober, November. Yang Mulia [Turki Alalshikh], saya sempat berbincang dengannya di sana,” ujar Eddie Hearn. “Dmitry mengalami cedera kecil yang sudah pulih dari laga terakhir, namun saya yakin ia akan siap bertanding, dan saya yakin ia akan tampil lebih baik lagi dalam trilogi ini.”

Keraguan Akan Gaya Bertarung Bivol

Namun, muncul keraguan terkait janji aksi menarik dalam trilogi ini. Bivol diprediksi tidak akan beradu pukul secara terbuka dengan Beterbiev, melainkan akan terus bergerak sepanjang ronde seperti yang dilakukannya dalam dua pertemuan sebelumnya. Kemenangan dalam trilogi ini akan terasa lebih memuaskan bagi para penggemar jika Bivol lebih banyak terlibat dalam pertarungan dan tidak hanya mengandalkan gerakan menghindar sepanjang laga, seperti yang terjadi di pertandingan ulang melawan Beterbiev. Gaya bertarungnya dinilai menyerupai Shakur Stevenson, yang dari sudut pandang hiburan, menjadikannya salah satu laga yang kurang menarik dalam keseluruhan rangkaian pertandingan malam itu. Hal ini bukanlah kesalahan Beterbiev, melainkan strategi Bivol yang cenderung berlari dan bertahan. Para penggemar yang membeli tiket PPV mengharapkan aksi, dan gaya bertarung Bivol tidak memenuhi ekspektasi tersebut. Keberadaan dua petarung dengan gaya serupa dalam satu kartu pertandingan dianggap sebagai kombinasi yang kurang ideal.

Kontroversi Keputusan Laga Kedua

Banyak penggemar yang masih kecewa dengan kemenangan Bivol melalui keputusan mayoritas 12 ronde yang dianggap kontroversial pada Februari lalu. Mereka beranggapan bahwa Beterbiev, yang telah berusia 40 tahun, telah melakukan lebih dari cukup untuk meraih kemenangan atau setidaknya hasil imbang.

Kemenangan Bivol dianggap oleh sebagian pihak sebagai keputusan yang dipengaruhi oleh rasa simpati untuk mengoreksi hasil imbang yang diperdebatkan dalam pertarungan pertama melawan Beterbiev pada Oktober sebelumnya. Skor saat itu adalah 115-113, 115-113, dan 114-114. Para penggemar mencatat bahwa tim komentator terkesan mendukung Bivol, yang membuat sebagian penonton mengecilkan volume suara untuk menghindari bias komentator. Analisis ronde menunjukkan bahwa Beterbiev kemungkinan memenangkan ronde 1, 4-7, 10, dan 12. Namun, para juri memberikan ronde-ronde tersebut kepada Bivol berdasarkan pukulannya yang lebih ringan dan preferensi mereka terhadap gaya hit-and-run. Pukulan Beterbiev yang lebih keras, agresivitasnya, dan taktik Bivol yang cenderung menghindar selama pertandingan tidak terlalu diperhitungkan oleh para juri. Di ronde ke-12, Beterbiev meningkatkan intensitas serangannya dan hampir saja membuat Bivol terhenti.

Masa Depan Trilogi

“Bivol juga berada di Arab Saudi. Apakah kita masih mengarah ke laga trilogi dengan Beterbiev?” tanya Chris Mannix di saluran YouTube-nya, dalam percakapan dengan promotor Matchroom, Eddie Hearn, mengenai potensi pertarungan trilogi antara pemegang tiga sabuk juara dunia kelas berat ringan, Dmitry Bivol, dan Artur Beterbiev.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *